Awas! Ini Bahaya Melarang Anak dari Mainan

JANGAN pernah melarang apa yang menjadi kesukaan sang anak, jika memang ingin membuat masa kecil anak bahagia. Al-Ghazali menyarankan agar sang anak dibolehkan bermain sesuai belajar untuk memperbaharui semangatnya. Namun, hendaknya tidak sampai membuatnya kelelahan.
Al-Ghazali mengatakan, “Usai keluar dari sekolah, sang anak hendaknya diizinkan untuk bermain dengan mainan yang disukainya untuk menyehatkan diri dari kelelahan belajar di sekolah. Sebab, melarang anak bermain dan hanya disuruh belajar terus, akan menjenuhkan pikirannya, memamdamkan kecerdasannya, dan membuat masa kecilnya kurang bahagia. Anak yang tidak boleh bermain pada akhirnya akan berontak dari tekanan itu dengan berbagai macam cara.”
Al-Ghazali menambahkan, “Hendaknya sang anak dibiasakan berjalan kaki, bergerak, dan berolahraga pada sebagian waktu siang agar tidak menjdi anak yang pemalas.”
Mainan bagi anak sama halnya dengan pekerjaan bagi orang dewasa. Anak yang sehat jasmani tidak akan dapat duduk manis meski hanya lima menit. Anda akan melihatnya mencari-cari apa pun yang terlihat olehnya, lalu membolak-balikannya atau meletakkannya di mulutnya. Dan adakalanya dia berupaya membuka dan melepaskan ikatannya untuk mengetahui apa yang ada di dalamnya.
Penelitian dalam ilmu kejiwaan telah membuktikan bahwa ada korelasi yang kuat antara kesehatan jasmani dan kecerdasan. Perubahan apa pun yang dialami oleh tubuh akan mempengaruhi kecerdasan dan perubahan apa pun yang dialami kecerdasan akan mempengaruhi tubuh. Karena itu, agar manusia dapat melaksanakan tugas yang dibebabnkan kepadanya dalam kehidupan ini, seseorang dituntut agar menjadi orang yang kuat jasmaninya dan sehat intelegensinya. [yherdiansyah/islampos]

Sumber : Islamic Parenting Pendidikan Anak Metode Nabi/Syaikh Jamal Abdurrahman/Akwam Jembatan Ilmu

Komentar