Ustadz Arifin Ilham: Dua Istri Akur Lebih Baik Daripada Satu Tapi Ribut Terus

Mungkin kita sudah tidak asing dengan nama Arifin Ilham. Setelah 12 tahun menjalankan kehidupan rumah tangga bersama satu istrinya, salah satu da’i kondang ini akhirnya memutuskan untuk menjalankan pernikahan yang kedua di tahun 2010. Biiznillah, pernikahannya hingga kini dan semoga hingga akhir hayat kelak, terlihat harmonis. Bahkan dalam beberapa kesempatan, beliau mengajak kedua istrinya bersama menghadiri acara yang disaksikan jamaah majelis dzikirnya juga kaum Muslimin lainnya.
Menjalani kehidupan poligami mungkin bukan perkara mudah. Namun, janganlah akhirnya menjadikan hal ini sebagai sesuatu yang tabu karena bagaimanapun, ia adalah syari’at yang dihalalkan oleh Allah subhananu wata’ala. Letakkanlah posisinya secara adil.
Maka, sebelum menghukumi ataupun menjalani poligami, beberapa nasehat dari Ustadz Arifin Ilham ini mungkin dapat kita renungkan. Nasihat ini merupakan rangkuman dari tausiyah ataupun kajian beliau yang dikutip dari keluargacinta :

Istiqamah dalam Sunnah

Hal yang pertama kali beliau sampaikan adalah jangan poligami karena ‘enaknya’ saja. Sebagai salah satu sunnah, hendaknya kaum Muslimin yang berniat melakukannya benar-benar mempersiapkan diri dengan istiqamah dalam melakukan sunnah-sunnah Nabi yang lain.
Sebelum memutuskan mengambil jalan poligami, pesan beliau, istiqamahlah dalam menjaga wudhu, senantiasalah shalat berjamaah di masjid, jangan tinggalkan shalat Dhuha dan Tahajjud, teruslah membaca, menghafal, dan berusaha mempraktikkan ajaran al-Qur’an, biasakan diri dalam dakwah dan jihad, jangan tinggalkan infaq, dan aneka sunnah-sunnah mulia lainnya.
Pasalnya, dai yang juga memimpin Majlis az-Zikra ini sudah melakukan berbagai jenis sunnah Nabi tersebut. “Hanya poligami yang belum,” terang beliau. Istri-istri, anak-anak dan jamaah dzikirnya menjadi saksi betapa beliau adalah sosok yang amat menjaga sunnah Nabi. Semoga Allah Ta’ala berikan keistiqamahan kepada beliau hingga akhir hayatnya.

Jangan Bonsai Potensi Suami

Dengan berkelakar, beliau menyampaikan, “Apakah suami harus libur juga jika istri sedang libur karena datang bulan?”
Beliau juga mengatakan, “Jika para Muslimah mengakui kehebatan dan keshalihan suaminya, jangan egois. Bukankah Muslimah-muslimah lain juga berhak merasakan kebahagiaan yang Allah berikan dengan perantara suami Anda?”
Apalagi, fakta bahwa jumlah Muslimah jauh lebih banyak dari jumlah Muslim amat nyata. Dan, begitu banyak Muslimah matang yang harus menyepi sendiri di setiap malam dalam sujud dan munajat panjangnya.

Dua Akur Itu Lebih Baik

Poligami sering dijadikan kambing hitam. Selalu disalahkan. Padahal, letak kekacauan rumah tangga bukan pada poligaminya. Tetapi terletak pada individu-individu yang terlibat di dalamnya.
Bukankah fakta berbicara, amat banyak pernikahan monogami yang berantakan dan berujung pada perceraian? Bukankah tak sedikit suami-suami yang mengabaikan hak istrinya, padahal jumlahnya hanya satu?
Di sisi lain, apakah tak cukup bukti bahwa begitu banyak poligami yang berdampak positif bagi individu dan masyarakat sekitar juga kaum Muslimin secara umum?
“Dua istri akur,” tutur dai yang kini menetap di Bogor Jawa Barat ini dalam salah satu ceramahnya di tahun 2012 lalu, “itu jauh lebih baik dari satu istri tapi ribut terus.”
(fauziya/muslimahzone.com)

Komentar