Mewaspadai Pasangan Pengidap "Dacryphilia"

Apabila memiliki kekasih yang hanya membuatmu selalu bersedih, salah satunya menjadikanmu pesakitan dalam sebentuk tunggu dengan menunda keinginan berumah tangga sekian tahun lamanya, maka jauhi saja sebab bisa jadi dirinya mempunyai indikasi penyimpangan seksual yang disebut 'Dacryphilia'. Pengidap penyakit ini, sengaja mencari pasangan yang cengeng, sebab baginya kepuasan seksual hanya bisa diperoleh apabila melihat pasangannya berlinang air mata.

Kalau sebelum menikah saja sudah kerap membuatmu berlinang air mata, membuatmu jadi pesakitan tunggu yang sangat menderita untuk apa dipertahankan. Tinggalkan saja, karena tipikal yang demikian belum memiliki kewarasan akal perihal keluhuran sebuah cinta. Jika memang dirinya mencintaimu, maka tak perlu menunda untuk menikahimu dengan cara menjadikanmu pacar bertahun-tahun sementara selama proses berpacaran dirinya sudah minta pelukan, ciuman, pegangan tangan, atau bahkan hal yang lebih buruk dari itu semua yaitu berhubungan badan. Jangan sampai ketidaknormalan itu ditularkan padamu, lalu saat dirimu sudah tertular akhirnya tak mampu berbuat apa-apa selain berlinang air mata. Tepat pada saat dirimu menangis inilah, membuatnya terpuaskan karena sudah mampu menyiksamu atas nama cinta.

Andaipun menikah dengan dirinya, bisa dipastikan hidupmu tidak akan jauh berbeda. Untuk itulah, sangat disarankan menjauhi pacaran sebab tanpa disadari penyakit 'Dacryphilia' bisa ditimbulkan akibat pembiasaan-pembiasaan membuat 'sang pacar' jadi terluka serta teraniaya akibat terlalu lama menunggu status kejelasan hubungan namun berujung pada kekecewaan belaka. Terasa puas saat melihat kekasihnya menderita tetapi masih bertahan mencintainya adalah salah satu gejala kelainan jiwa para pecinta. Salah satu indikasi yang nyata ialah saat ditanya, kapan dirinya menikahimu, malah seenak hati menjawab nanti kalau sudah siap lahir-batin.

Masalahnya, siap lahir-batin itu kapan? Harus jelas mendudukan siap lahir itu seperti apa serta siap batin juga seperti apa. Kalau 'siap lahir-nya' menunggu kaya sementara pekerjaan saja belum ada, bisa-bisa bakal jadi pemimpi nikah selama-lamanya. Kalau 'siap batin-nya' menunggu keyakinan menikah ada, jadi untuk apa menjalin hubungan kalau keyakinan menikah saja tidak diniatkan segera. Giliran pacaran yang jelas haram berani, saat diajak nikah ciut nyali. Lebih baik, tinggalkan saja sebelum sesal memenuhi hati. Semoga pecinta sejati dapat menyikapi masalah ini dengan lebih bijaksana. Mari menikah untuk mewujudkan cinta sebagai sarana ibadah! (penulis: Arief Siddiq Razaan )

Komentar