Inilah Waktu Terbaik untuk Melakukan 'Hubungan Suami Istri' Menurut Ajaran Islam dan Ilmu Kedokteran

Salah satu hal penting dalam kehidupan suami istri adalah “bercinta” (Hubungan Suami-Istri). Ia menjadi hak sekaligus kewajiban suami-istri untuk saling membahagiakan, sekaligus langkah ikhtiar menghadirkan generasi baru.

Lalu kapankah waktu (jam) terbaik “bercinta” dalam pandangan Islam dan medis? Berikut penjelasannya.

Inilah Waktu Terbaik untuk Melakukan 'Hubungan Suami Istri' Menurut Ajaran Islam dan Ilmu Kedokteran
Foto: Ilustrasi

Waktu Terbaik Melakukan Hubungan Suami-Istri dalam pandangan Islam


Secara umum, jam berapapun suami-istri diperbolehkan Islam untuk melakukan hubungan suami istri. Namun, perlu diperhatikan agar tidak menabrak waktu shalat jama’ah sehingga suami ketinggalan shalat jama’ah. Selain itu, perlu diperhatikan juga waktu yang tidak kondusif semisal ada anak-anak yang tengah terjaga dan lain-lain.

1. Saat seorang suami membutuhkannya

Kita tahu bersama, saat ini banyak iklan produk yang menampilkan perempuan seronok, baik di layar tv maupun di papan reklame pinggir jalan. Jika gambar-gambar perempuan lain itu menggangu konsentrasi suami, maka wajiblah ia menyalurkannya pada istri sahnya.

Wanita itu, ketika dilihat seperti setan (punya kekuatan menggoda). Karena itu, jika ada lelaki melihat wanita yang membuatnya terpikat, hendaknya dia segera mendatangi istrinya. Karena apa yang ada pada istrinya juga ada pada wanita itu.(HR. Turmudzi 1158, Ibnu Hibban 5572, ad-Darimi dalam Sunannya 2261, dan yang lainnya. Sanad hadis ini dinilai shahih oleh Syuaib al-Arnauth).

 "Jika si istri dipanggil oleh suaminya karena perlu, maka supaya segera datang, walaupun dia sedang masak." (H.r.Tirmidzi, dan dikatakan hadis Hasan).

2. Waktu Aurat

Yakni sebelum Shubuh, di waktu Dzuhur, dan sesudah Isya.

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di waktu dzuhur dan sesudah shalat Isya’. (Itulah) tiga waktu aurat bagi kamu. tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. (QS. An-Nur: 58).

Ayat di atas memang tidak secara tegas menyebut waktu “bercinta” namun dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa para sahabat menyukai saat-saat tersebut untuk melakukan hubungan suami istri.

”Dulu para sahabat radhiyallahu ‘anhum, mereka terbiasa melakukan hubungan badan dengan istri mereka di tiga waktu tersebut. Kemudian mereka mandi dan berangkat shalat. Kemudian Allah perintahkan agar mereka mendidik para budak dan anak yang belum baligh, untuk tidak masuk ke kamar pribadi mereka di tiga waktu tersebut, tanpa izin. (Tafsir Ibn Katsir, 6/83).

Diantara tiga waktu tersebut, mana yang terbaik? Yang paling sering dipilih adalah setelah Isya’.

3. Di akhir malam, setelah Tahajud

”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di awal malam, kemudian bangun tahajud. Jika sudah memasuki waktu sahur, beliau shalat witir. Kemudian kembali ke tempat tidur. Jika beliau ada keinginan, beliau mendatangi istrinya. Apabila beliau mendengar adzan, beliau langsung bangun. Jika dalam kondisi junub, beliau mandi besar. Jika tidak junub, beliau hanya berwudhu kemudian keluar menuju shalat jamaah. (HR. an-Nasai 1680 dan dishahihkan al-Albani)

Mengakhirkan hubungan badan hingga akhir malam itu lebih baik. Karena di awal malam terkadang pikiran orang itu penuh. Dan melakukan jima di saat pikiran penuh, bisa jadi membahayakan dengan sepakat para ahli, karena bisa jadi dia tidak bisa mandi, sehingga dia tidur dalam kondisi junub, dan itu hukumnya makruh. (Mirqah al-Mashabih, 4/345).

Waktu Terbaik “bercinta” dalam Pandangan Kesehatan/Kedokteran


Pukul 06:00 – 08:00
Pada jam-jam ini, produksi hormon testosteron pada pria naik sehingga gairahnya juga tinggi. Namun, kadar melatonin pada wanita tinggi dan suhu tubuhnya rendah sehingga ia tidak terlalu suka “bercinta.”

Pukul 08:00 – 10:00
Pada jam-jam ini, hormon endorfin wanita mencapai level tertinggi dan membuatnya bergairah. Namun, hormon testosteron paa pria telah kembali ke normal. Jadi pada jam-jam ini, wanita siap “bercinta”, pria tidak begitu siap.

Pukul 10:00 – 14:00
Jam-jam ini adalah jam-jam sibuk dalam kehidupan modern, baik yang bekerja di luar rumah maupun wanita yang mengurusi pekerjaan rumah tangga.

Pukul 14:00 – 16:00
Jam-jam ini adalah saat terbaik sistem reproduksi wanita. Sperma yang diproduksi pria juga memiliki kualitas terbaik sekitar jam 4 sore ini. Dokter umumnya menyarankan memanfaatkan waktu ini untuk pasangan yang ingin cepat hamil. Namun bagi yang bekerja pada jam kerja normal, jam-jam ini termasuk jam-jam sibuk.

Pukul 16:00 – 20:00
Pada jam-jam ini tubuh pria maupun wanita cenderung ingin istirahat dari kesibukan dan kepenatan setelah seharian beraktifitas

Pukul 20:00 – 22:00
Pada jam-jam ini wanita sangat bergairah dan siap berhubungan. Pun, pria dalam kondisi santai. Jam-jam inilah waktu terbaik “bercinta”

Tengah malam – dini hari
Pada jam-jam ini tingkat melatonin wanita sangat rendah, dengan sensitifitas tinggi. Namun, umumnya wanita tidak bersemangat. Pria juga dalam kondisi tenang dan santai. Jadi tergantung kondisi keduanya apakah mau menyempatkan di waktu ini atau lebih memilih istirahat.

Kesimpulan

Waktu terbaik “bercinta” yang beririsan antara pandangan Islam dan sains adalah pukul 20:00 – 22:00. Ini juga termasuk waktu ba’da Isya’ menurut surat An Nur ayat 58 tersebut.

Demikianlah pembahasan mengenai waktu terbaik untuk melakukan hubungan suami-istri menurut Islam maupun kedokteran. Wallahu a’lam bish shawab.

Komentar